Gempol, PULUNG POST - Kisah ini dituturkan oleh Raden Mas'ud yang sudah sepuh, dimana beliau ini anak dari Raden Mukhammad Amin (Penghulu) di Desa Kepulungan.
Pada tahun 1902 hiduplah seorang
kyai yang bernama Raden Mukhammad Amin, putra dari Raden K. H. Mukhammad Ilyas (Tulangan, Sidoarjo) di Desa Kepulungan, Kecamatan
Kepulungan, Kabupaten Bangil. Beliau seorang penghulu di Kecamatan Kepulungan
dan mempunyai 10 orang anak. Diantaranya Raden Akhmad Dimyati dan Raden Mas'ud yang berdomisili di dusun Kepulungan Satu, desa Kepulungan (saat ini). Selain menjadi seorang penghulu, beliau juga
membantu Mbah Suronoto yang menjabat sebagai Kepala Kantor Pengadilan Agama
Bangil.
Pada tahun 1912 beliau akan
menunaikan ibadah haji, tapi sayang sekali dibatalkan oleh pemerintah
Nederlands Indie, dikarenakan ada perang dunia ke satu. Kemudian uang yang
sebesar 525 rupiah yang akan beliau pakai ke tanah suci, dipakai untuk membuat
rumah dan itupun hanya separuh, sedangkan yang separuhnya lagi dipakai untuk
membuat masjid. Letaknya di barat jalan raya Kepulungan yang tanahnya milik
dari asisten Kepulungan (sekarang camat) di waqofkan kepada Raden Mukhammad
Amin yang kemudian dibangun masjid.
Sumber dana di dapat dari para
donatur, ada yang menyumbang uang dan ada juga yang menyumbang material. Pembangunan
masjid tersebut selesai pada tahun 1916. Masjid tersebut diberi nama Masjid
Jami’ Kepulungan, dimana masjid tersebut mendapat subsidi dari pemerintah untuk
tiap tahunnya. Subsidi tersebut digunakan untuk perbaikan masjid ini. Di halaman
depan masjid ini dahulu ada alat untuk memantau sinar matahari pada saat jam 12
siang, alat tersebut bernama "bencet". Tetapi sangat disayangkan bencet tersebut saat ini sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Dengan alat itulah waktu sholat dhuhur
bisa ditentukan. Raden Mukhammad Amin meninggal dunia pada tahun 1944 pada
usia yang ke 75 tahun dan dimakamkan di dusun Kepulungan Satu, Gempol, Pasuruan.
Kedudukan sebagai penghulu kemudian digantikan oleh putra beliau yang bernama Raden Akhmad Dimyati. Sedangkan Raden Mas'ud bekerja sebagai guru Sekolah Dasar. (dndg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar